Eksplorasi kecerdasan

karya:Noname

Kali ini saya ingin berbagi tentang eksplorasi kecerdasan dalam diri
seorang anak. Memang agak panjang sedikit, namun layak untuk disimak.
Semoga memberi manfaat dan pencerahan.

Mengapa saya memberikan judul diatas? Selama tahun-tahun terakhir ini,
dalam dunia pendidikan dan sekolah sudah mulai ada kesadaran akan
perlunya cara dan metode yang efektif untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Ada banyak training dan pelatihan bagi para
guru, pendidik dan siswa tentang metode-metode pembelajaran yang sudah
terbukti efektif. Namun seringkali hanya terfokus pada teknik dan cara
belajar saja. Misal teknik menghafal cepat, teknik mencatat dengan
mudah, atau strategi membaca efektif, teknik membangkitkan kreativitas
dan masih banyak lagi.

Namun amat jarang, mereka yang menyinggung bagaimana cara
mengekplorasi kecerdasan dan kejeniusan seorang anak. Singkat kata,
bagaimana membantu seorang anak, dari yang bias-biasa menjadi pintar,
cerdas dan melakukan hal-hal kejeniusan dalam sekolah dan
kehidupannya.

Setiap Anak terlahir Jenius, namun mengapa ada banyak anak bodoh di
sekolah?
Kita tentu sudah sering mendengar bahwa setiap anak terlahir jenius.
Sehingga kata ”Born to be genius” sangat terkenal dan menjadi sesuatu
yang memuaskan siapa saja yang mendengarnya. Namun jarang yang
mempertanyakan lebih jauh lagi. Kalau setiap anak terlahir jenius,
mengapa ada banyak anak yang ’bodoh’ di sekolah?

Sebelum membahas lebih dalam, kita mesti meyakini dulu bahwa setiap
anak sudah memiliki bakat dan talenta yang terpendam di dalam dirinya.
Karena Tuhan sudah memberi anugerah berupa bakat yang luar biasa pada
setiap anak yang terlahir di dunia. Namun apa yang terjadi.... seorang
anak mengenal label ”saya bodoh” setelah dia masuk di sebuah institusi
apa yang dinamakan ”sekolah’. Jadi kalau kita lihat di sini,
sebenarnya pihak sekolah yang memberi label seorang anak ini pintar
atau bodoh, dan anehnya hal ini diterima dan dipercaya oleh sang anak
dan orang tuanya. Padahal kita tahu khan... Tuhan tidak pernah memberi
label ”Bodoh” pada seorang anak.

Kalau kita melihat lebih jauh, masalah yang sebenarnya terjadi adalah
pihak sekolah, guru atau juga orang tua yang belum berhasil
mengeksplorasi kecerdasan dan kejeniusan sang anak. Mereka akhirnya
memberi beraneka label: anak malas, sulit diatur, anak bodoh, anak
lambat, ’anak lelet’, kemampuan pas-pasan dsb. Sang anak yang belum
mengerti hal ini, menerima dan..MEMPERCAYAI. ... Dan masuklah
pernyataan ini ke dalam bawah sadarnya (Subconscious Mind) Dan jadilah
program negatif atau apa yang disebut Mental Blok.

Berikutnya dapat di duga, saat sang anak mengerjakan soal dan menemui
tantangan baru, maka sang anak akan mengakses program negatif di dalam
otaknya: saya tidak bisa, saya anak bodoh, matematika itu sulit,
Fisika menakutkan, sekolah tidak menyenangkan, pe-er itu siksaan bagi
saya. Akhirnya masa sekolah yang seharusnya menyenangkan, berubah
menjadi paksaan dan menakutkan dalam hidupnya.

Bisakah membantu anak ’bodoh’ tersebut menjadi pintar?
Jawabannya tentu: Bisa. Namun seringkali para guru menyarankan kepada
orang tuanya agar anaknya diikutkan les pelajaran, lebih rajin belajar
dan mengerjakan pe-er. Tentu saja hal ini tidak menyelesaikan masalah
sang anak.

Sebelum membahas cara, kita mesti meyakini dulu bahwa setiap anak
sudah memiliki bakat dan talenta yang terpendam di dalam dirinya. Oleh
sebab itu fokus traning ini adalah bagaimana menggali dan menemukan
potensi kecerdasan sang anak dan membangkitkan keyakinan dan harga
diri sebagai seorang pemenang dalam hidupnya. Apa yang kami sampaikan
ini bukan hanya sekedar metode belajar dan berprestasi, nilai baik di
sekolah. Namun kami ingin membantu setiap anak menemukan dirinya,
membongkar ”mental block” dalam dirinya, menciptakan goal untuk masa
depannya. Jadi bukan hanya mengejar nilai baik di sekolah.

Kita sepakat dulu bahwa : Setiap anak memiliki keunikan dalam hal
kecerdasan yang berbeda pada masing-masing anak. Bahwa kejeniusan dan
kecerdasan itu bisa dikembangkan sedini mungkin, asal kita tahu
bagaimana cara mengeksplorasi kecerdasan dan kejeniusan seorang anak.

Kali ini saya menghadirkan beberapa kisah tentang eksplorasi
kecerdasan seorang anak.

Berikut contoh nyata, inspirasi dari keluarga Polgar, yang tinggal di
Hungaria Laszlo Polgar adalah guru catur luar biasa, yang walaupun
konsepnya anti teori tentang kecerdasan tapi hasilnya mencengangkan
dunia. Saya ingin menghadirkan keberhasilan Laszlo Polgar dengan
kegigihannya mewujudkan visi dan misi spektakulernya dalam mendidik
ketiga putrinya menjadi
juara catur dunia, melalui homeschooling. Homeschooling adalah sebuah
bentuk pendidikan alternatif dalam mengembangkan potensi anak secara
maksimal. Polgar percaya bahwa kunci keberhasilan seorang individu
adalah mengoptimalkan otak di usia dini dibandingkan menghabiskan
waktu bermain diluar atau menonton TV. Di masa itu, ide homeschooling
merupakan hal yang baru dan tak lazim, dan Polgar sempat mendapat
tentangan luar biasa, tidak hanya dari masyarakat tapi juga dari
pemerintah Hongaria. Namun dia tetap mendidik anaknya melalui
homeschooling, dan ingin membuktikan bahwa pencapaian di bidang
permainan catur dari ketiga putrinya kelak akan mendatangkan
kesuksesan, tidak hanya bagi keluarganya, tapi juga bagi Negara
Hongaria. Polgar bersama istrinya mengajarkan mereka: matematika
tingkat tinggi, bahasa, kesenian, olahraga dan digembleng main catur.

Hasilnya?
Zsuzsa Polgar (Susan), 4 kali menjadi juara dunia catur wanita dan 5
kali juara olimpiade catur wanita. Pada usia 15 tahun Susan menduduki
peringkat pertama dunia catur wanita. Putri keduanya, Zsofia Polgar
(Sofia), Master International (MI) wanita, usia 14 tahun sudah
menjuarai turnamen catur dunia di Roma. Si bungsu Judit Polgar, pernah
menantang para juara catur dunia seperti Anatoly Karpov, Garry
Kasparov, Vladimir Kramnik, Viswanathan Anand (juara dunia 2007) dan
pernah mengalahkan mereka.

Apa yang mendasari Keyakinan Keluarga Polgar tersebut?
Polgar mempercayai bahwa kegeniusan dapat diwujudkan dan dibentuk, dan
“sukses adalah 99% kerja keras". Dalam pengalaman mendidik ketiga
putrinya, Polgar juga melihat bahwa diantara ketiga puterinya, Sofia
adalah yang paling berbakat bermain catur, kemudian diikuti Susan dan
Judit.. Walau dari aspek bakat paling rendah, namun Judit punya
keunggulan lain, yaitu memiliki motivasi paling tinggi dan pekerja
keras.

Satu Contoh lagi dari Magnus Carlsen si “Anak Ajaib” Magnus Carlsen
adalah Grandmaster (GM) catur termuda dalam sejarah, ketika dia
mencapainya di usia 13 tahun dan menggemparkan dunia dengan
memenangkan turnamen catur di tahun 2004 secara amat gemilang. Magnus
dikenal sebagai bintang catur di negaranya Norwegia. Dia seorang anak
yang sederhana, murah senyum dan disenangi banyak orang. Dia berlatih
amat keras untuk kemajuan caturnya. Mula-mula hanya 2-3 jam per hari,
kini sekitar 4-5 jam per hari. Dia banyak menghabiskan waktu membaca
buku-buku teori catur, bermain catur online di Internet, dan berlatih
bersama pelatihnya. Untuk mengembangkan bakatnya secara optimal, orang
tuanya menjual mobil bekas mereka dan menyewakan rumah mereka, dan
selama setahun penuh mereka berkeliling dunia mengikuti turnamen-
turnamen catur. Magnus tetap melakukan pe-er sekolahnya, walaupun itu
dilakukannya di kursi jok belakang mobil atau di kamar hotel.
Mengikuti turnament catur di seantero dunia membutuhkan biaya yang
tidak sedikit, dan akan mustahil tanpa dukungan keuangan yang memadai.
Untunglah mereka menemukan sponsor baru yaitu Microsoft. Kemampuan
daya ingat Magnus amatlah luar biasa. Pelatihnya pernah membuat
pertunjukan di hadapan sebuah pertunjukan TV. Magnus diberi sebuah
posisi atau diagram catur yang diambil dari sebuah buku catur, dan dia
dapat menyebutkan dengan tepat nama kedua pemain yang memainkannya,
dan lanjutan langkah-langkah yang dimainkan mereka. Ayahnya pernah
pula menyebutkan Magnus di usia 5 tahun dapat menyebutkan nama, luas,
dan jumlah populasi dari 430 kota di Norwegia. Kemampuan daya ingat
ini amat berguna untuk mengikuti perkembangan teori pembukaan catur
modern. Magnus memang pemain masa depan yang briliant, dia pernah
menahan imbang Garry Kasparov, juara dunia catur tahun 1985-2000. ELO
Rating nya per Januari 2007 adalah 2690 dan menempatkannya di rangking
24 dunia saat ini. Target selanjutnya adalah menembus rating 2700 dan
masuk Top 10 dunia. Dengan bakat dan kerja keras seperti ini, siapakah
yang meragukan peluangnya untuk kelak menjadi salah satu yang
terbaik ?
Satu contoh lagi....

Zhang Xinyang, Anak Ajaib dari Tiongkok Umur 13 Tahun, Kuliah
Pascasarjana. Zhang
Xinyang benar-benar fenomenal di dunia pendidikan. Dalam usia yang
sangat belia, 8 Juli 2008 lalu genap berusia 13 tahun, dia sudah
terdaftar sebagai mahasiswa pascasarjana Universitas Teknologi Beijing
Jurusan yang diambil pun bukan sembarangan, matematika. Zhang memang
tertarik dan berbakat dalam disiplin ilmu yang oleh kebanyakan anak
seumurnya justru menjadi momok. Gelar S-1 nya pun dia dapatkan dari
bidang Matematika di Universitas Teknik Tianjin.

Perjalanan akademik Zhang memang membuat banyak orang terkesima. Masuk
SD umur lima tahun, Zhang kecil hanya betah dua tahun duduk di sana.
SMP dan SMA juga dijalaninya dengan ekspres. Ketika teman-teman
sebayanya masih asyik bermain, pada usia 10 tahun Zhang justru
terdaftar sebagai mahasiswa matematika di Universitas Teknik Tianjin.

Zhang memang benar-benar menggandrungi matematika. Demi mewujudkan
mimpinya sebagai
pakar matematika, dia benar-benar menggembleng diri. Ia juga
menyiapkan betul ujian masuk perguruan tinggi (NCEE) sedari awal.
Usahanya tidak sia-sia. Zhang lulus ujian NCEE dengan skor 505, atau
47 poin di atas skor rata-rata..

Menyandang status mahasiswa di usia 10 tahun, Zhang dengan segera
menarik perhatian publik karena menjadi mahasiswa termuda di Tiongkok.
Rekor mahasiswa termuda sebelumnya dipegang Feng Hao dari provinsi
Hunan yang masuk Universitas Hunan pada tahun 2002 ketika usianya 12
tahun.

Yang menarik, dosen Zhang di Tianjin, Profesor Zhang Yuehui,
mengatakan bahwa IQ Zhang sebenarnya hanya superior, dua tingkat di
bawah jenius. Namun, Zhang dinilai memiliki tingkat logika yang tinggi
dan pandai mengatur jadwal studinya. Kecintaannya membaca buku
termasuk buku di luar studinya, membuat Zhang hanya butuh kurang dari
tiga tahun -dari jatah empat tahun-- untuk menuntaskan skripsi. Karena
dianggap masih kecil, ketika di Tianjin, mahasiswa cilik ini ke kampus
bersama dengan ayahnya yang setia menunggu selama dia kuliahnya. Meski
begitu Zhang juga memulai belajar mandiri dengan menjadi tutor
matematika paruh waktu.

Atas serentetan prestasi ini, ketika berumur sepuluh tahun, terbitlah
buku ''The Magic Study''
yang merekam perjalanan hidupnya. Sang penulis, Xiao Chuan, dari
Universitas Normal Beijng, mengatakan sukses Zhang Xinyang merupakan
sukses orang tuanya dalam mengeluarkan potensi sang anak.
Kesimpulan:
Bakat atau talenta adalah Anugrah dari Tuhan. Namun kita tidak dapat
hanya mengandalkan hal itu saja tanpa berlatih. Bakat yang dipadukan
dengan latihan, pengorbanan waktu dan harga, dan dukungan orang-orang
terdekat akan menjadikan seorang anak menjadi "excellent" dalam
kehidupannya

Related Posts:

Loading...
Comments
0 Comments